Sleman – Tim Penggerak PKK Kalurahan Condongcatur melalui Pokja 5=4 melaksanakan sosialisasi Tes IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) sebagai upaya deteksi dini wanita Indonesia bebas kanker servik dan payudara, di ruang Wacana Loka Kantor Kalurahan Condongcatur, Kamis (10/8/2023).
Ketua Pokja 4, Tintrim Tri Pamungkas dalam sambutanya menyampaikan kegiatan yang pesertanya terdiri dari Istri para Dukuh/ Ketua PKK Padukuhan, Dukuh perempuan dan Kader Kesehatan Padukuhan, ini bertujuan untuk memberikan edukasi bagi semua perempuan untuk melaksanakan pola hidup sehat dalam rangka deteksi dini pencegahan gejala gejala penyakit khususnya kanker serviks dengan menghadirkan narasumber dari Puskesmas Depok II.
“Mohon dukungan dari Pemerintah Kalurahan Condongcatur dan semua pihak, para istri dukuh, dukuh perempuan dan para kader kesehatan condongcatur agar pelaksanaan IVA dan sadarnis kepada masyarakat nantinya dapat berjalan lancar sesuai yang direncanakan sehingga mampu menekan angka penderita penyakit kanker serviks dan kanker payudara di Condongcatur” tuturnya
Ketua TP PKK Kalurahan Condongcatur, Dewi Nurlaila menyampaikan Sosialisasi IVA dan Sadarnis ini juga merupakan salah satu rangkaian acara dalam memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia di bulan Agustus yangg dilaksanakan Pokja 4 PKK Kalurahan Condongcatur.
“Untuk pelaksanaan Tes IVA Dan Sadanis pada bulan September 2023 mendatang, berharap semoga perempuan perempuan Indonesia khususnya perempuan di Condongcatur senantiasa mendapat rahmat sehat, semangat, agar terus mampu menebar manfaat,” ucapnya.
Narasumber dari Puskesmas Depok II yang diwakili Dwinita Mulyani menyampaikan terkait apa itu Kanker Serviks, Kanker Payudara, gejala dan bagaimana upaya mendeteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara tersebut.
“Diri kita (wanita) itu berharga. Dengan adanya sosialisasi IVA dan Sadarnis diharapkan tidak ada lagi mindset melakukan Tes Sadanis maupun Tes IVA adalah sesuatu yang perlu ditakutkan karena justru menjadi langkah untuk mencintai dan melindungi diri dengan melakukan deteksi dini,” tegas Dwininta.
Dwininta menjelaskan bahwa Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) adalah metode pemeriksaan leher rahim dengan menggunakan larutan asam asetat yang mengubah warna jaringan abnormal menjadi putih. “Tes ini dapat membantu dokter mendeteksi perubahan sel yang dapat menunjukkan adanya kanker serviks atau lesi pra kanker. Tes IVA sering digunakan sebagai bagian dari skrining kanker serviks,” terangnya.
Sementara itu, tes Sadari (Pemeriksaan Sendiri Payudara) adalah cara untuk mendeteksi perubahan abnormal pada payudara dengan cara memeriksa secara rutin untuk mengidentifikasi benjolan, perubahan bentuk, atau tanda-tanda lain yang mungkin mengindikasikan kanker payudara. Tes ini penting karena deteksi dini kanker payudara dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan pengobatan yang lebih efektif.
“Kedua tes ini penting untuk menjaga kesehatan perempuan dan mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini,” tutup Dwinita. (Wasana/KIM Depok)
sumber: [media center pemkab sleman] [myindonesianews] 11/08/2023
Alhamdulillah
Ambil yg baik baik dr orangtuamu, tambah lagi skala hebatnya. Harus jauh lebih baik dan lebih hebat dr orangtuamu. Teruslah maju pesat melesat dengan segala potensi yg ada padamu. Kembangkan terus, selagi kedua orang tuamu masih kuat menopang, jangan ragu melangkah untuk kebaikan, dijalan kebenaran. Karena kegagalanmu mencoba, akan menjadi pengalaman saat kau memutuskan jalan hidupmu kelak. Mengokohkan kakimu saat engkau harus bisa berdiri hanya dengan kedua kakimu.
Ini ujian berbiaya setengah jeti lebih. Di lembaga yg profesional, bukan abal2. Jd nilainya bs dipertanggungJawabkan.
Gak hanya sekali org tanya, kayak mana caranya nggedein anak kayak Sangun sih mbak.. Akupun bingung jawabnya. Selalu aku jawab. Dia anak ayahnya. Hebat krn ayahnya hebat. Dan skrg aku punya jawaban lebih lagi... Krn Allah yg pilihkan Sangun utk dititipkan pada kami. Allah berikan anak yg terbaik yg sanggup kami jaga sebagai amanah.
Sewajarnya anak, ia turunkan sifat2 dari kedua orangtuanya. Tapi jelas, kehebatan, kecerdasan, cara berpikir, semua milik ayahnya. Dan dari aku???
Biarlah ayahnya yg menjawab kl memang perlu dijawab. Karena memang ini anak bersama...
Congratz Bang. Proud of you.
Sertifikat ini dikirim by wa, baruuu aja masuk saat bunda masih bertugas. Ditambah lagi kalimat...
Wong kelas 2 SMP aja nilai TOEFL nya sudah 580 ngalahin yg S2 kok...
Ya gitulah...
Yaaa gitulah...
Alhamdulilah
sumber: fb bunda
--------------
Tulisan ini dibuat istriku, Dwinita Mulyani, ketika mendapatkan kiriman hasil ujian TOEFL anak pertama kami, Abdullah Syukur Sangun Dipenah. Seorang anak 'uji coba' yang tidak bersekolah formal sejak kelas 1 SMP. Menjalani Home Schooling dalam arti yang sebenarnya. Benar-benar hanya belajar di rumah, tanpa les ataupun memanggil guru privat. Hanya download materi-materi pembelajaran, beli buku-buku, dan seterusnya. Pada awalnya belajar dipaksa dan ditemani Ayah dan Bunda, lama-kelamaan alhamdulillah belajar mandiri sampai sekarang. Mencari keinginan dan bakatnya, berusaha mengembangkan hal2 tersebut. Semoga 'uji coba' ini memberikan hasil yang baik, sehingga kelak bisa kami terapkan secara lebih massal, agar lebih banyak 'anak bahagia' dengan kehidupannya karena bisa lebih banyak bermain dan mengembangkan potensinya, serta 'orang tua bahagia' karena bisa mengalokasikan pengeluaran untuk yang lain dan bisa menemani sambil membentuk anak sesuai apa yang mereka inginkan. Aamiin.